Proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang merupakan bentuk kerjasama antara PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan CHINA RAILWAY International Co. Ltd., rencananya berlangsung selama 36 bulan kalender kerja untuk pekerjaan kontruksi hingga akhir 2018 dan diharapkan dapat beroperasi pada 2019.
Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun yaitu Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar. Tegalluar merupakan sebuah kawasan di dekat wilayah Gedebage yang diproyeksikan menjadi pusat pemerintahan Kota Bandung. Proyek kereta cepat ini akan mengambil lintasan sepanjang 140,9 Km.
Proyek ini diperkirakan akan menyerap 39.000 pekerja pada saat konstruksi kereta cepat, 20.000 saat konstruksi Transit Oriented Development (TOD) dan pada saat operasional TOD mencapai 28.000. Tidak kurang dari 583 penumpang mampu diangkut oleh setiap kereta dalam satu kali pemberangkatan. Lebih dari itu, dalam situasi puncak, kereta juga dapat digabungkan menjadi dua set sehingga total penumpang lebih dari 1.000 penumpang.
Kereta cepat akan beroperasi selama 18 jam setiap harinya, pasokan listrik yang akan dibutuhkan adalah sekitar 75 – 100 megawatt. Uniknya, setiap wilayah yang disinggahi oleh kereta cepat ini akan dibangun pusat ekonomi baru. Misalnya akan dibangun Kota Baru Walini dan di Tegalluar juga dibangun kawasan industri kreatif berbasis IT. Kota baru ini akan menjadi kota masa depan yang mengedepankan prinsip kawasan layak huni dan ramah lingkungan.
“Melalui TOD, Pemerintah Daerah, dalam hal ini provinsi, kabupaten dan kota di Jawa Barat yang dilewati jalur kereta dapat mengembangkan wilayah pertumbuhan baru dengan infrastruktur yang memadai, agar menjadi sentra bisnis, kawasan hunian, pusat pemerintahan, pendidikan, dan wisata yang diminati masyarakat,” jelas Bintang Perbowo, Direktur Utama Wijaya Karya, salah satu BUMN yang ikut dalam konsorsium gabungan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia.
Kota baru ini dapat menjadi sentra bisnis dan kawasan pemukiman bagi semua lapisan masyarakat. Wilayah ini rencananya akan dibangun kawasan bisnis berkelas internasional, MICE, medical district, research and development (R&D) Center. Pembangunan infrastruktur ini menjadi peluang bisnis bagi BUMN, khususnya anggota konsorsium untuk mengembangkan berbagai proyek yang akan berdampak positif bagi perusahaan.
“Ini adalah kesempatan emas bagi BUMN untuk menunjukkan kinerja terbaiknya,” pungkas Bintang.