Yenny Wahid: Mungkin Sebaiknya Menteri PPPA adalah Laki-laki

marketeers article
Yenny Wahid dalam sesi Women Empowerment Thorugh CI-EL, Jakarta Marketing Week 2023. (Sumber: Ratu/Marketeers)

Kesetaraan gender masih menjadi isu yang diperjuangkan oleh kaum perempuan hingga detik ini. Seperti diketahui, mayoritas yang mengangkat isu ini adalah pihak perempuan.

Padahal jika ditelaah lebih dalam, isu kesetaraan gender bukan hanya membahas mengenai perempuan. Melainkan, peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial. Artinya, dibutuhkan juga peran laki-laki dalam membicarakan isu ini.

Terkait hal tersebut, Yenny Wahid yang dikenal sebagai seorang aktivis perempuan menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, sebaiknya isu kesetaraan gender juga melibatkan laki-laki, bukan hanya perempuan.

“Dalam isu kesetaraan gender, jangan cuma perempuan yang bicara soal ini, tapi sertakn juga laki-laki yang memang punya kesadaran gender untuk ikut berbicara mengenai permasalahan ini,” ujarnya dalam sesi Women Empowerment Through CI-EL di gelaran acara Jakarta Marketing Week 2023, Rabu (14/6/2023).

BACA JUGA Peringati Hari Kartini, Philips Dukung Kesetaraan Gender dalam Perawatan Kesehatan

Di sisi lain, laki-laki kerap merasa disudutkan ketika diajak berbicara mengenai isu gender. Bahkan, Yenny menambahkan, sebagian dari mereka mungkin merasa isu ini bukan kepentingannya.

Sementara, dalam ilmu komunikasi, bukan hanya pesan yang utama. Pembawa pesan juga menjadi hal yang patut diperhatikan. Artinya, sosok penyampai pesan mengenai isu kesetaraan gender juga menjadi salah satu hal yang patut dipertimbangkan agar informasi yang disampaikan efektif.

“Mungkin sebaiknya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah laki-laki,” terang Yenny Wahid dalam acara yang berlangsung pada 14-18 Juni 2023 di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

BACA JUGA 5 Kebijakan Utama Nestle untuk Dukung Kesetaraan Gender

Ia menambahkan, mungkin jika Menteri PPPA adalah laki-laki akan lebih banyak pihak yang mau terlibat dalam membahas isu kesetaraan gender. Selain itu, hal ini juga menunjukkan keterlibatan laki-laki dalam isu tersebut.

Selain sosok yang menyampaikan pesan, cara penyampaian topik isu kesetaraan gender ke masyarakat juga perlu diperhatikan, menurut Yenny. “Bicara mengenai perempuan dan isu kesetaraan gender juga sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh target audiens,” tuturnya.

Dengan begitu, akan lebih mudah masyarakat untuk mengerti mengenai isu kesetaraan gender. Dan, diharapkan akan lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki kesadaran gender.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS