YSL Hadirkan Abuse is Not Love, Tingkatkan Awareness Tanda Kekerasan

marketeers article
YSL luncurkan program Abuse is Not Love untuk melawan kekerasan dalam hubungan. (Sumber: YSL)

Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia meluncurkan program bertajuk Abuse is Not Love. Adapun program ini dihadirkan bertujuan untuk melawan kekerasan dalam hubungan dengan pasangan melalui kerja sama dengan mitra non-profit.

Sebagai informasi, satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan dalam hubungan dengan pasangan selama hidupnya. Bahkan, berdasarkan data Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2023, pengaduan kasus kekerasan dengan pasangan terus mendominasi.

Berangkat dari maraknya kasus kekerasan tersebut, Maria Adina selaku General Manager L’OrealYSL Beauty Indonesia meyakini setiap perempuan memiliki kebebasan berpikir secara independen, bahagia, aman, dan bebas dari berbagai bentuk kekerasan.

BACA JUGA YSL Beauty Jawab Permasalahan Kulit Gaya Hidup Urban

“Program Abuse Is Not Love dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan komitmen memberikan edukasi tentang kekerasan dalam hubungan dengan pasangan kepada 2 juta orang di dunia hingga tahun 2030,” kata Maria, dikutip dari laporan yang diterima Marketeers, (27/6/2023).

Adina menambahkan program Abuse Is Not Love ini dijalankan dengan berkolaborasi bersama Yayasan Pulih. Lewat kerja sama ini, program tersebut akan menghadirkan pelatihan offline dan online untuk memperkenalkan tanda-tanda kekerasan dalam hubungan.

“Kami percaya dengan mengikuti pelatihan ini, masyarakat dapat lebih mengenali hubungan yang sehat dan memberikan dukungan bagi mereka yang mengalami kekerasan tersebut,” ujar Adina.

Adapun pelatihan yang diberikan dalam program Abuse Is Not Love berupa memperkenalkan sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan. Selain mengetahui tanda kekerasan, melalui pelatihan tersebut diharapkan juga dapat membantu publik memahami hubungan yang sehat serta mendukung program konseling bagi yang membutuhkan.

BACA JUGA L’Oréal Paris, Nadiem Makarim, dan Najwa Kampanyekan Gerakan Lawan Kekerasan Seksual

Sembilan tanda kekerasan yang menjadi topik dalam program Abuse is Not Love ini, meliputi:

  1. (Ignoring) Mengabaikan, keberadaan pasangannya saat sedang marah
    2. (Blackmailing) Mengancam, jika pasangan menolak melakukan sesuatu
    3. (Humiliation) Meremehkan, sehingga menjatuhkan harga diri kita
    4. (Manipulation) Memanipulasi, sehingga membuat kita melakukan atau mengatakan sesuatu
    5. (Jealousy) Mencemburui, atas segala hal yang kita lakukan
    6. (Control) Mengontrol, kemana kita harus pergi atau bagaimana penampilan kita
    7. (Intrusion) Mengintrusi, seperti melacak keberadaan kita tanpa persetujuan
    8. (Isolation) Mengisolasi, atau memisahkan kita dari teman dan keluarga
    9. (Intimidation) Mengintimidasi, seperti menanamkan rasa takut

Yosephine Dian Indraswari, Executive Director Yayasan Pulih berharap kerja sama ini dapat memperluas jangkauan masyarakat sehingga lebih banyak lagi yang menyadari pentingnya isu tersebut.

“Upaya peningkatan kesadaran publik menjadi sangat penting, karena perlu adanya upaya kolektif untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan pandangan yang menganggap perilaku kekerasan sebagai hal yang normal dalam hubungan,” tutur Dian.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS