Indonesia termasuk salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Masuk dalam tiga besar bersama Brazil dan Vietnam. Namun begitu, belum banyak orang kita yang mengonsumsi kopi.
Tingkat konsumsi kopi kita di angka 1,2 kg per kapita, termasuk rendah bila dibandingkan dengan negara lain yang bukan penghasil kopi. Sebut saja Jepang yang per kapitanya bisa mencapai 3,4 kg atau Australia yang mencapai 7,6 kg per kapita.
Nah, parahnya lagi, gerai-gerai kopi modern dari luar negeri yang masih menjadi primadona di negeri ini. Tapi, untungnya belakangan ini, banyak pemain dalam negeri yang mulai tampil dan menawarkan beragam jenis kopi Indonesia. Masyarakat pun, terutama orang muda, mulai menggeser pilihan gerai kopi ke yang buatan orang Indonesia.
“Indonesia tidak saja terkenal karena salah satu produsen terbesar di dunia, namun kualitas kopinya pun tersohor. Bahkan, 90% kopi kualitas terbaik produksi Tanah Air justru lari ke luar negeri. Kita hanya kebagian 10% saja,” kata Bryan Pringgoadimulyo, Head of Barista Tanamera Coffee Indonesia di Jakarta Marketing Week 2016, hari ini (12/05/2016).
Ia menerangkan bahwa ada beragam jenis kopi dari Indonesia. Rasanya pun beragam karena ditanam di daerah-daerah yang berbeda unsur tanahnya. “Unsur tanah di negara ini dari Sabang hingga Merauke berbeda, tradisi pengolahan kopi tiap daerahnya pun tidak sama juga,” tambahnya.
Melihat potensi besar kopi Indonesia ini, Tanamera pun memiliki visi untuk terus meningkatkan global awareness terhadap kopi asli negara ini. Mulai dari kopi Aceh, Lampung, Flores, hingga Papua. Tidak hanya itu, Tanamera ingin mengajak semua pelaku di industri ini untuk bergandeng tangan dalam membuat perbaikan berkesinambungan pada dunia kopi Indonesia. “Tentunya, kami juga mengajak semua orang Indonesia untuk ngopi-ngopi di gerai-gerak kopi anak Nusantara,” tambahnya.
Saat di panggung JMW, Bryan memperagakan penyeduhan kopi. Mulai dari menggiling hingga siap diminum. Butuh keahlian khusus untuk bisa melakukan itu. “Sehingga, misi kami pun adalah meningkatkan kualitas SDM di bisnis kopi,” pungkas Bryan.