Menurut laporan World Economic Forum’s Global Gender Gap 2021, Indonesia berada di peringkat ke-101 dalam indeks kesetaraan gender. Sementara, data Bank Dunia 2021 terkait gender dan pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa meskipun perempuan memiliki pendidikan dan kinerja yang unggul, perempuan jarang dipromosikan. Hal ini menyebabkan kesenjangan gaji yang besar antara laki-laki dan perempuan. Dalam rangka memperingati International Women’s Day pada 8 Maret 2022, Google menghadirkan inisiatif #YukBukaSuara dengan mengajak perempuan Indonesia berani menyuarakan kesetaraan gender.
Salah satu ranah perjuangan kesetaraan gender adalah dunia online. Laporan Google bertema Towards Gender Equity Online yang surveinya dilakukan di Indonesia dan enam negara berkembang lainnya mengungkap banyak hambatan yang dihapai perempuan. Akibatnya, mereka tidak bisa sepenuhnya menikmati manfaat internet. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Mengacu pada pilar kelima Sustainable Development Goals, ketidaksetaraan gender berpotensi mengganggu kemampuan negara untuk berkembang. Termasuk dalam pemberantasan kemiskinan dan jalannya pemerintahan secara efektif. Oleh sebab itu, kesetaraan gender menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunan.
Fida Heyder, Head of Consumer Apps Marketing Google Indonesia, mengatakan perempuan merupakan pilar kekuatan bagi keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, Google selalu mendukung perempuan Indonesia yang ingin meningkatkan kemampuan mereka. Misalnya, secara internal dengan melalui komunitas Women@ID yang aktif dan secara eksternal menjalankan kelas Digital women Will yang telah berlangsung selama lima tahun. Kelas ini sudah menyatukan 300 ribu pengusaha perempuan untuk saling berbagi pengetahuan dan inspirasi bisnis.
“Pada International Women’s Day tahun ini, kami mengingatkan dan memberdayakan perempuan Indonesia untuk menunjukkan diri mereka sendiri dengan mencari identitas dan suara mereka, serta berani mengungkapkannya melalui inisiatif yang bertajuk #YukBukaSuara,” kata Fida.
Inisiatif tersebut, sambung Fida, bertujuan menginspirasi perempuan muda memahami perbedaan antara stereotip dengan fakta, persepsi dengan kenyataan, dan suara umum dengan suara nurani. Google berupaya menemukan cara membantu lebih banyak perempuan mencapai apa yang diinginkan, terutama di sektor digital. Google membantu mereka memulai kariernya melalui serangkaian inisiatif. Contohnya dengan program Bangkit dan Women Developer Academy sebagai ruang pengembangan kecakapan di bidang teknologi bagi perempuan di Asia Tenggara.
Laporan terbaru Google 2021 Diversity Annual Report menunjukkan bahwa di Asia Pasifik, perekrutan perempuan mencapai lebih dari 36% lebih tinggi dari rata-rata global. Menariknya, perempuan di jajaran kepemimpinan 29% lebih tinggi dari rata-rata global. “Kami ingin International Women’s Day bukan hanya menjadi satu hari perayaan perempuan saja. Namun, terus menginspirasi perempuan Indonesia untuk memahami identitas dan berani bersuara. Termasuk meningkatkan hidup mereka dan mendorong dunia yang lebih inklusif bagi semua orang,” tutup Fida.
Editor: Sigit Kurniawan