Zoya Kepincut Pasar Kosmetik Halal

marketeers article
A Halal certified stamp lies on a make-up table in Birmingham, central England, July 28, 2010. Samina Akhter has launched a company that offers a range of Halal make-up, which is free from alcohol and animal products and marketed towards Muslim customers. REUTERS/Darren Staples (BRITAIN Tags: SOCIETY RELIGION BUSINESS)

Di tengah adanya penurunan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia, perusahaan kosmetik masih tetep melakukan aktivitas pemasaran. Kosmetik berlabel halal nyatanya masih menawarkan ceruk pasar yang besar. Peluang itu coba diambil oleh Zoya Cosmetics.

Zoya Cosmetics, salah satu lini bisnis dari Zoya Fashion memperkuat eksistensinya di bisnis tata rias dengan mencoba masuk ke ranah penjualan online. Zoya menggandeng aCommerce sebagai mitra stategisnya dalam memperbesar pasar Zoya di penjualan daring tersebut.

aCommerce sendiri merupakan perusahaan yang berfokus untuk melakukan eksekusi layanan dari hulu ke hilir untuk sebuah bisnis online. Cakupannya seperti manajemen pergudangan, pengiriman, pelayanan call center, teknologi, hingga marketing di kanal online maupun tradisional.

Zoya Cosmetics hadir dengan mengusung positioning sebagai merek kosmetik halal yang diklaim menggunakan bahan-bahan natural dan dijual dengan harga terjangkau. Zoya siap menandingi raksasa kosmetik halal Wardah yang menurut berbagai sumber telah menjadi market leader di industri tata rias tanah air.

Nampaknya, Zoya memilih untuk memperbesar keberadaannya di dunia online ketimbang di toko-toko fisik. Keputusan ini bukan tanpa alasan, sebab pasar kosmetik di ritel offline sudah dipadati banyak pemain. Para reseller hingga toko-toko kelontong telah memiliki hubungan yang erat dengan banyak distributor merek kosmetik. Namun, di ritel online, pemainnya relatif lebih sepi.

Tak main-main, Zoya Cosmetics menawarkan stok produk tata rias yang terbilang lengkap, mulai dari lipstick, bedak, make up base, eyebrow, eyeshadow, eyeliner, blush on, mascara, dan make up removal. Merek ini juga bemrain di kategori skin care seperti body mist, natural white, acne & facial series, serta sunscreen. 

Awalnya, produk Zoya Cosmetics hanya dijual di ritel offline Zoya Fashion. Namun, lewat kerja samanya dengan aCommerce, produk Zoya Cosmetics bisa ditemui di berbagai e-commerce utama, antara lain Lazada, Tokopedia dan Shopee. Zoya juga meluncurkan situs e-commerce-nya sendiri yaitu zoyacosmetics.com yang resmi beroperasi awal Juni 2017.

Alasan masuk pasar kosmetik 

Berdasarkan rilis yang diterima Marketeers pada Kamis, (15/6/2017), Zoya mengutip laporan Reuters yang menyebut bahwa permintaan produk kecantikan halal akan terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya masyarakat Muslim kelas menengah.

Ada lebih dari 1,5 miliar umat Muslim di dunia atau sekitar seperempat dari populasi global. Indonesia sendiri adalah negara dengan populasi umat muslim terbesar, atau menguasai 90% dari total 250 juta populasi. Tak ayal, negeri ini menjadi pasar terbesar untuk produk-produk halal.

Lebih dari 2.000 produk kosmetik yang beredar telah memperoleh sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini membuktikan bahwa pemain kosmetik mulai menjadikan halal sebagai salah satu prasyarat utama jika ingin bersaing di pasar domestik.

Menurut laporan Deloitte Tohmatsu Consulting pada tahun 2015, kosmetik halal diestimasikan akan menempati 11% dari total kue pasar halal global yang bernilai lebih dari US$ 1 triliun.

Di sisi lain, perusahaan riset TechNavio melihat penjualan produk personal care halal tumbuh 14% hingga tahun 2019 melebihi pasar produk personal care umum. (lihat tabel)

Pasar produk kecantikan halal di sejumlah negara | Sumber: TechNavio

Menurut Future Markets Indonesia (FMI), pasar produk halal di Asia Tenggara telah mencapai US$ 1,037 miliar pada tahun 2016. Sementara dalam prediksi pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) tahun 2015-2020, pasar ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 10.2%.

Masih menurut laporan yang sama, permintaan produk skin care dan kosmetik halal di Asia Tenggara berkembang sangat pesat, di mana kedua segmen produk ini menguasai lebih dari 70% keseluruhan pangsa pasar kosmetik halal pada tahun 2014.

Di Indonesia sendiri, menurut laporan Euromonitor, CAGR produk kosmetik dan personal care tahun 2011-2015 adalah sebesar 15%, dengan nilai pasar sebesar Rp 58,3 triliun. Sedangkan pasar skin care pada tahun 2015 sebesar Rp 20,9 triliun dengan CAGR 22%.

Unilever Indonesia menjadi pabrikan kosmetik dan personal care dengan penguasaan pasar terbesar di Indonesia atau mencapai 34,8% dari total retail value share pada tahun 2015, disusul kemudian oleh PT Procter & Gamble Indonesia (P&G) sebesar 12%, L’Oréal Indonesia 5,4%, dan PT Mandom Indonesia Tbk 4,3%.

Sementara itu, produsen Wardah, PT Paragon Technology bertengger di posisi tujuh besar dengan mengantongi retail value share sebesar 1,7%. Ini terjadi berkat penjualan Wardah yang meningkat pesat dari sebatas kosmetik yang dijual door-to-door, hingga menjadi produk mass.

Strategi Online Zoya

Zoya meyakini aCommerce tidak bertindak sebagai penyedia jasa di level eksekusi saja. Akan tetapi juga sebagai mitra bisnis yang mampu memproyeksi pertumbuhan bisnis dan menjalankan strategi untuk mencapai target.

“Kerja sama antara Zoya Cosmetics dan aCommerce diharapkan akan menjadi success story multi-channel menuju pasar omnichannel dengan ketersediaan produk dan kemudahan berbelanja yang sama, baik di platform online maupun offline,” kata Hadi Kuncoro, CEO aCommerce Indonesia.

Hadi menerangkan, dalam mengembangkan bisnis online Zoya Cosmetics dua tahun ke depan, aCommerce akan mengoptimalkan penjualan dengan pendekatan O2O (Online to Offline), mengintegrasikan online market place, corporate ecommerce, webstore, dan media sosial.

aCommerce Indonesia akan mengelola baik fulfillment offline maupun online di gudangnya seluas 200 m2 yang berlokasi di Gedebage, Bandung.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related