Airbnb, platform penyewaan penginapan mencatatkan kenaikan saham sekitar 9% pada akhir perdagangan, Selasa (14/2/2023) waktu setempat. Hal itu seiring hasil kuartal IV tahun 2022 perusahaan yang melampaui estimasi para analis.
Dilansir dari CNBC, Rabu (15/2/2023), pendapatan Airbnb untuk kuartal IV tahun lalu melonjak 24% secara year on year (yoy). Sementara itu, perusahaan mengantongi laba bersih sebesar US$ 319 juta, naik dari US$ 55 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun laba sebelum bunga pajak, depresiasi dan amortisasi tercatat US$ 506 juta, melebihi US$ 432 juta yang diperkirakan oleh para analis yang disurvei StreetAccount. Dalam surat kepada pemegang saham, Airbnb melihat adanya permintaan yang kuat pada awal tahun 2023.
BACA JUGA: Bidik Pekerja Jarak Jauh Ke Bali, Airbnb Gandeng Kemenparekraf
Perusahaan memperkirakan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini akan berkisar US$ 1,75 miliar hingga US$ 1,82 miliar. Hal itu lebih tinggi dari perkiraan analis yang disurvei Refinitiv yang hanya US$ 1,82 miliar.
Airbnb mengakui selama pandemi COVID-19 telah melakukan pemangkasan pengeluaran dalam jumlah besar, meski sulit diterapkan. Namun, di sisi lain dalam dua tahun terakhir, jumlah pekerja meningkat secara bertahap.
“Kami melanjutkan perekrutan secara bijaksana pada tahun 2023,” ujar Airbnb.
BACA JUGA: Tarif Sewa Tidak Sesuai, Airbnb Digugat Pemerintah Australia
Airbnb mencatat gross booking value (GBV), indikator untuk menghitung pendapatan penyewa rumah, biaya layanan, kebersihan dan pajak mencapai US$ 13,5 miliar pada kuartal terakhir tahun 2022. Perusahaan melaporkan adanya 88,2 juta pelanggan menginap atau melakukan pemesanan sepanjang kuartal IV tahun 2022.
Jumlah itu naik 20% secara yoy, tetapi di bawah 89,7 juta yang diperkirakan oleh para analis, menurut StreetAccount. Airbnb melihat para wisatawan mula kembali ke kota-kota besar, yang secara historis merupakan salah satu area terkuat dalam bisnisnya.
Pada periode kuartal terakhir tahun lalu, perjalanan domestik dan jarak pendek tetap kuat. Akan tetapi, Airbnb melihat peningkatan yang lebih tinggi untuk perjalanan jarak jauh dan lintas batas.
Tarif harian rata-rata merosot 1% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 153 pada kuartal IV tahun 2022. Perusahaan mengakhiri tahun 2022 dengan 6,6 juta pendaftar aktif yang mencerminkan peningkatan lebih dari 900.000 atau melonjak 16% dibandingkan tahun 2021.
“Hal ini terutama didorong oleh kenaikan pangsa pasar di Amerika Latin, pemulihan yang terus berlanjut di Asia Pasifik, dan wisatawan Eropa memesan liburan musim panas lebih awal,” ujar Airbnb.