Kehadiran pandemi COVID-19 memaksa banyak pelaku bisnis mengubah strategi mereka. Seperti yang dialami oleh Astra Otoparts (AOP) dalam menjalankan bisnis suku cadang kendaraan. Selama pandemi dan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), AOP harus menutup 50% gerai mereka. Sontak, pendapatan pun menurun.
Beberapa proses bisnis pun diubah oleh perusahaan. Harapannya, pendekatan baru tersebut bisa menekan penurunan yang terjadi atau bahkan melahirkan pertumbuhan pendapatan.
“Kami melihat, digitalisasi menjadi salah satu poin paling jitu untuk menghadapi pandemi. Pendekatan ini kami kerahkan ke dua segmen bisnis kami, yakni segmen business-to-business (B2B) dan segmen ritel,” ujar Rio Sanggau, Chief Executive Marketing Astra Otoparts pada acara diskusi virtual “Ngovid” yang digelar Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Rabu (2/9/2020).
Pendekatan ini hadir untuk menjawab permintaan dari konsumen yang memerlukan perbaikan dari kendaraan mereka. Di sisi lain, para konsumen ini tidak bisa mengunjungi bengkel-bengkel atau toko suku cadang lantaran belum beroperasi kembali.
Perusahaan pun mengandalkan aplikasi belanja daring Astra Otoshop. Astra Otoshop tidak hanya menyediakan berbagai suku cadang dengan berbagai merek seperti Aspira, Aspira Premio, Pirelli, GS Astra, tetapi juga menyediakan fasilitas untuk pemesanan pelayanan service kendaraan di Shop & Drive serta Shop & Bike. Ditambah, puluhan ribu gerai yang bekerja sama dengan AOP juga telah dilengkapi dengan platform ini.
“Hasilnya pun cukup baik. Konsumen kami di wilayah Jawa-Bali juga telah terhubung dengan gawai. Kami mencatat, sumbangan penjualan secara daring telah meningkat hingga 50%,” pungkas Rio.
