Lemonilo adalah salah satu merek makanan sehat yang namanya mulai melambung akhir-akhir ini, terutama sejak pandemi COVID-19. Berbagai strategi dilakukan merek ini untuk tetap engage dengan konsumen, salah satunya melalui digital.
Cheppy Setiawan, Social & Performance Marketing Lead Lemonilo mengatakan dengan adanya pandemi COVID-19, tentunya pemasaran digital lebih ditekankan Lemonilo. Bahkan, merek tersebut sama sekali tidak menjalankan aktivasi offline, dan mendorong aktivasi digital. Hal ini pun membuat merek tersebut malah dikenal orang lebih kuat di digital.
“Karena kami lebih mendorong ke pemasaran digital, kami paham betul bahwa di media sosial, digital itu adalah soal engagement. Oleh sebab itu, apa pun yang kami buat harus customer centric,” kata Cheppy.
Cheppy menjelaskan Lemonilo berupaya untuk mencari value yang konsumen cari dan permintaan mereka. Salah satu hal yang merek ini lakukan adalah dengan mengenalkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat ini bisa dari olahraga dan makanan.
“Kami menawarkan mereka gaya hidup sehat terlebih dahulu. Kami kenalkan gaya hidup sehat ini begini. Nah dari situ mereka melihat ternyata hidup sehat itu menyenangkan, nggak sesusah yang mereka kira. Makanannya juga mudah dicari. Dari situ engagement nya lebih mudah kami dapatkan,” ujar Cheppy.
Dari value tersebut, Lemonilo pun mengemasnya dengan storytelling yang menarik. Menurut Cheppy, hal tersebut membuat orang merasa bahwa yang dilakukan relevan. Setelah itu, baru akhirnya mereka akan melihat ke produk.
“Produk ini datangnya belakangan. Pertama mereka akan cari value nya dulu. Apa yang bisa dikasih ke mereka, yang beneficial. Baru deh, dicari produknya. Nah memang kita saat itu cukup kuat presensinya di digital dan banyak dari mereka yang akhirnya memilih Lemonilo,” ucap Cheppy.
Dengan berbagai strategi tersebut, Lemonilo menjadi mulai dikenal oleh masyarakat. Padahal, merek ini baru hadir sekitar enam tahun. Cheppy membeberkan saat melakukan riset di beberapa pelosok, banyak orang yang mengetahui produk Lemonilo. Menurutnya, ini adalah suatu achievement yang mana merek ini sudah dikenal di usianya yang cukup muda.
“Dari situ dampaknya sudah mulai terasa. Artinya, produk kami ini menjadi salah satu pilihan orang yang ingin hidup sehat. Kami memang tidak hanya bicara mengenai produk saja, namun juga gaya hidup. Itu yang kami tawarkan sehingga, konsumen tidak hanya tahu mengenai produk kami, namun bagaimana mereka mengonsumsinya,” kata Cheppy.
Cheppy menambahkan sebenarnya, bila bicara tentang lifestyle marketing itu adalah bagaimana merek peduli dengan konsumen, consumer centric dan bagaimana memberikan value. Menurutnya, di zaman ini masyarakat sudah tidak terlalu peduli dengan merek, melainkan apa yang bisa diberikan merek tersebut kepada mereka.
“Merek akan menjadi lebih powerful apabila mereka bisa memberikan value kepada konsumennya. Apalagi, dikemas dengan storytelling yang menarik dan relevan dengan konsumen,” tutur Cheppy.
Editor: Ranto Rajagukguk