Lima Manfaat Ini Akan Baik Jika Kamu Ajak Anak-anak Traveling
Melakukan perjalanan bersama anak-anak bukan hanya untuk kamu sudah berkeluarga. Kamu yang masih single juga bisa merasakan perjalanan bersama anak-anak dengan traveling bersama keluarga besar, ikut open trip, atau melakukan kegiatan sosial. Bagi sebagian besar orang, traveling bersama anak-anak terasa merepotkan. Namun, mengajak anak-anak travelling ternyata menyimpan manfaat besar untuk pertumbuhan mereka.
1. Membantu anak-anak untuk bersabar
Kamu yang menyukai anak-anak pasti sudah tidak repot untuk melakukan kompromi. Namun, hal ini tentu jadi tantangan bagi sebagian besar orang. Anak-anak memiliki kecenderungan sering merengek, terutama saat sedang menunggu waktu boarding di bandara di pagi hari. Ya, banyak orang yang rela memilih penerbangan pagi karena banyak maskapai penerbangan yang memberikan penawaran harga lebih murah.
Nah, kamu harus bisa memberikan pengertian bagi anak-anak untuk menunggu waktu naik pesawat. Jadi, secara tidak langsung anak-anak bisa belajar bahwa apa mereka bisa mendapatkan sesuatu dengan lebih nyaman saat mereka bersabar.
2. Membangun kepercayaan dari anak-anak
Saat kamu berkompromi dengan anak-anak, jangan pernah menjanjikan hal bohong. Hal ini akan berpengaruh pada psikologis anak. Nah, kalau kamu pernah menjanjikan beli es krim biar keponakan kecilmu tidak menangis, janjimu pasti akan ditagih. Kalau diberikan pengertian, anak-anak akan lebih mudah berkompromi. Jadi, kamu tidak perlu berbohong hanya untuk ‘menyogok’ anak-anak agar jadi lebih penurut.
3. Melatih adaptasi dengan keadaan tak terduga
Saat tiba di lokasi liburan, mungkin anak-anak akan menemukan menu makanan dengan nasi yang sudah dingin. Anak-anak yang biasanya makan nasi hangat mungkin akan merasa aneh pada mulanya. Namun, saat inilah kamu bisa memberikan pengertian bahwa ada keterbatasan yang mengharuskan mereka untuk makan nasi kotak yang nasinya sudah tidak hangat.
Kalau sedang melakukan perjalanan bersama rombongan, memberikan pengertian ini tentu akan lebih mudah. Beberapa anak mungkin sudah terbiasa makan nasi dingin. Jadi, anak-anak lainnya akan merasa hal itu merupakan hal yang biasa. Jika tidak makan, malah akan merasa lemas, sakit, dan tidak bisa lanjut liburan.
4. Mengajarkan toleransi dan melihat kesamaan di sekitar
Banyak perbedaan yang akan dilihat anak saat sedang travelling, tetapi perjalanan akan lebih
nyaman kalau anak-anak melihat kesamaan di sekitarnya. Misalnya saja saat akan mencari
mushola, anak-anak yang beragama muslim akan bersama-sama pergi ke mushola untuk
beribadah. Hal ini mengajarkan bahwa banyak orang lain yang juga sama-sama pergi ke
mushola, mengambil air wudhu di sumur, dan tetap bisa beribadah meski fasilitasnya
mungkin terbatas.
5. Mendukung kepercayaan diri anak-anak
Nah, kalau sudah bisa memberikan pengertian dan berkompromi dengan anak-anak, bukan
tidak mungkin kepercayaan dirinya akan semakin baik pula. Anak-anak juga mendapatkan
berbagai pengalaman untuk melakukan aktivitas dalam berbagai situasi.
Mereka tidak akan kesulitan saat mencari makanan sendiri, tidur di bunk bed, atau mandi dengan air dingin. Jadi, anak-anak bisa lebih siap dan percaya diri jika harus melakukan study tour tanpa
didampingi orang tua atau keluarga.