Keran penerbangan umrah bagi jemaah asal Indonesia telah dibuka. Menangkap momentum tersebut, maskapai penerbangan Lion Air Group secara perdana kembali melayani penerbangan untuk ibadah umrah secara nonstop mulai Sabtu, 8 Januari 2022. Dengan rute penerbangan Jakarta-Madinah, Lion Air memberangkatkan 414 calon jemaah umrah melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) dengan tujuan Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah (MED).
Sebelumnya, Lion Air memenuhi semua kualifikasi dan persyaratan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan otoritas penerbangan sipil Arab Saudi atau General Authority of Civil Aviation (GACA).
Penerbangan umrah tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan operasional yang berlaku. Di sisi lain, perusahaan juga membawa tiga kampanye, yakni Terbang itu Sehat, Terbang itu Menyenangkan, dan Terbang itu Aman dalam pelaksanaan operasionalnya.
Lewat Terbang itu Sehat, persyaratan kesehatan telah dipenuhi oleh perusahaan. Semua awak pesawat sudah menjalani pengecekan kesehatan berkala dan termonitor, sudah divaksin dosis lengkap dengan vaksin yang diterima otoritas kesehatan Arab Saudi, uji kesehatan COVID-19 (hasil negatif Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), uji kesehatan jantung, tekanan darah, dan lainnya.
Pada erbang itu Menyenangkan, penerbangan umrah ditandai dengan pengoperasian Airbus 330-900NEO registrasi PK-LES tanpa henti (non-stop). Pesawat terbaru ini berbadan lebar (wide body) dan Lion Air menjadi operator pertama di Asia Pasifik yang menggunakan armada ini. Pengoperasian Airbus 330-900NEO menjadi bagian dari langkah strategis Lion Air guna memperkuat pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh (long haul) yang memerlukan waktu tempuh lebih dari 13 perjalanan tanpa henti (nonstop).
Sementara pada Terbang itu Aman, Lion Air menjaga budaya keselamatan (safety culture) dan mengutamakan aspek keselamatan serta keamanan penerbangan (safety first).
Kembali dibukanya pasar umrah memberikan peluang dan ekspansi bisnis bagi Lion Air sekaligus menciptakan pemerataan konektivitas rute internasional dari Indonesia.
Di sini, Lion Air mempersiapkan dan mengoperasikan 12 armada yaitu Airbus 330-300 (440 kursi) dan Airbus 330-900NEO (436 kursi). Rata-rata pesawat berusia muda. Seluruh pesawat telah menjalani perawatan intensif, dalam kondisi terbaik dan layak terbang (airworthy for flight).
Penerbangan umrah ini menjadi bagian dari langkah strategis Lion Air untuk memperkuat pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh (long haul). Lebih dari itu, perusahaan juga kembali mengeksplorasi, mengakomodir, dan memfasilitasi kebutuhan perjalanan ibadah jemaah Indonesia.