PT Pertamina (Persero) berencana untuk menjadikan digitalisasi di tiap lini bisnis sebagai tulang punggung perusahaan. Hal tersebut dilakukan setelah Pertamina berhasil membangun sistem operasional digital yang dikenal dengan nama Shared Services (SS).
Rencana digitalisasi tersebut diwujudkan melalui implementasi sistem Shared Services di seluruh operasional Pertamina Group. Dengan penerapan Shared Services ini, Pertamina berupaya untuk melakukan peningkatan layanan yang mereka miliki dengan bantuan teknologi secara terintegrasi.
“Langkah pertama adalah membuat digitalisasi sebagai backbone. Dengan ini kegiatan operasional perusahaan bisa lebih cepat dan tim yang ada kita kerahkan untuk analisa data. Tanpa adanya digitalisasi pada backbone, maka proses bisnis akan terkendala pada eksekusi,” kata Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina dalam keterangan tertulis Pertamina.
Nicke menjelaskan pembentukan Shared Services ini adalah tahap pertama dari transformasi digital yang diusung oleh Pertamina agar dapat terus bersaing di kancah internasional. Setelah Shared Services ini terbentuk, Pertamina akan secara berkala mengukur produktivitas kinerja, hingga operasionalnya.
“Selanjutnya adalah fungsi Shared Service sebagai profit center, sehingga bisa berkontribusi ke market Pertamina dan bahkan Instansi lainnya. Dengan begitu, produktivitas efisiensi akan lebih berdampak kepada pencapaian Perusahaan. Kami juga akan melakukan benchmark dan mengukur sudah sejauh mana efektifitas dan impact Shared Services ini terhadap perusahaan,” ujar Nicke.
Dalam keterangan yang sama, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi menjelaskan program Shared Service yang dilakukan tidak terlepas dari langkah restrukturisasi organisasi holding dan subholding yang tengah ditempuh perusahaan. Menurutnya, banyak pekerjaan yang berulang sehingga membuat pekerjaan menjadi tidak efisien. Untuk itu, digitalisasi menjadi jawabannya.
“Kami melihat bahwa masih banyak pekerjaan yang dilakukan secara berulang sehingga menjadi tidak efisien. Digitalisasi menjadi jawaban untuk mengubah hal tersebut. Oleh karena itu, kami membangun Shared Services secara bertahap,” ucap Dedi.
Saat ini, Shared Services milik Pertamina merupakan salah satu sistem operasional digital terbesar di Indonesia. Sejak pertama kali dibangun pada tahun 2018, sistem operasional digital ini telah berkembang dan hingga saat ini telah memiliki 49 layanan yang diimplementasikan di lebih dari 50 entitas bisnis.
“Dari program ini, Pertamina berhasil mencapai SLA (Service Level Agreement) layanan terhadap perwira. Mudah-mudahan SLA yang kita capai bisa terus ditingkatkan dan disempurnakan. Tujuan SS juga akan terus kami upayakan untuk meningkatkan engagement dengan stakeholder,” tutur Dedi.
Editor: Ranto Rajagukguk