Memahami Customer Journey dari Konsumen Jual-Beli Mobil Bekas
Penting bagi para marketeer untuk memahami customer journey dalam proses konsumsi suatu produk. Hal ini juga menjadi perhatian OLX Autos sebagai platform jual-beli mobil bekas. Lantas, seperti apa customer journey ketika melakukan transaksi jual-beli mobil bekas?
“Kami memosisikan diri sebagai platform online untuk jual-beli mobil bekas. Mengandalkan teknologi, kami coba mempersingkat customer journey,” ujar Hendri Tadjuni, COO OLX Autos Indonesia saat ditemui oleh Marketeers beberapa waktu lalu.
Hendri bercerita, di platform jual-beli mobil bekas ini ada dua tipe pelanggan. Pertama, mereka yang sudah yakin ingin menjual mobil mereka dan hanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu, termasuk di dalamnya proses melakukan riset hingga mobilnya terjual.
Tipe kedua adalah konsumen yang masih memiliki banyak pertimbangan. Umumnya konsumen ini akan lebih lama melakukan riset dan pertimbangan bahkan menghabiskan waktu lebih lama.
“Konsumen biasanya memiliki rencana untuk menjual mobilnya dalam kurun waktu satu minggu, satu bulan, hingga tiga bulan. Hal pertama yang menjadi pertanyaan mereka adalah berapa harga dari kendaraan mereka saat ini,” lanjut Hendri.
Dari sini, OLX Autos menyediakan berbagai platform, salah satunya website untuk konsumen memasukkan data mobil mereka. Data yang dibutuhkan meliputi merek, tipe, dan tahun dari mobil tersebut. Dengan 54 ribu data tipe kendaraan yang dimiliki oleh OLX Autos, platform ini akan memberikan rentang harga terkini dari mobil tersebut.
“Setelahnya, konsumen kami undang untuk mobilnya kami inspeksi. Bisa mereka yang kami kunjungi atau mengundang mereka ke inspection center OLX Autos yang tersebar di 10 kota di Indonesia,” jelas Hendri.
Proses inspeksi ini memakan waktu sekitar 30 menit. Kondisi mobil secara utuh akan diberikan termasuk harga wajar dari mobil tersebut dengan kondisi terkininya. Inspeksi ini dilakukan oleh tenaga ahli dari OLX Autos.
Ketika ada persetujuan, OLX Autos akan membayarkan kendaraan tersebut tanpa ada perantara dan biaya tambahan. “Journey ini kami bangun dengan sederhana dan cepat. Hal ini bisa terjadi karena ada peran teknologi yang menawarkan transparansi data, khususnya soal harga. Kami bebaskan juga soal administrasi,” tutup Hendri.