Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi keseluruhan tahun 2022 lebih rendah dari target yang baru-baru ini dipatok sebesar 6,3%. Meski demikian, target inflasi itu melampaui di atas sasaran bank sentral, yaitu 3% plus minus 1%.
“Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan,” kata Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
BACA JUGA: BPS Laporkan Inflasi Oktober 2022 Tembus 5,71%
Bank sentral juga memastikan inflasi inti diprakirakan tetap terkendali seiring dengan penurunan dampak lanjutan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah permintaan yang berlanjut serta langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh. BI berkomitmen untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.
Optimisme itu datang seiring laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode Oktober mengalami deflasi 0,11% secara month to month (mtm). Realisasi itu lebih rendah dibandingkan target bank sentral yang mana IHK mengalami inflasi 0,05%.
BACA JUGA: Bank Indonesia Perkirakan Inflasi Oktober Capai 0,05%
Inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan September yang mana terjadi inflasi sebesar 1,17%. Erwin menyebut realisasi inflasi yang lebih rendah dari prakiraan sejalan dengan dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar prakiraan awal.
“Sementara itu inflasi inti tetap terjaga rendah seiring dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM tersebut dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan,” ujarnya.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,71% atau lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal maupun inflasi IHK bulan sebelumnya yang mencapai 5,95%. Penurunan inflasi IHK ini sejalan dengan makin eratnya sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah, BI, serta berbagai mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dalam menurunkan laju inflasi, termasuk mengendalikan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM.
“Untuk itu Bank Indonesia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kebijakan yang secara bersama-sama menjaga stabilitas harga sehingga mendukung daya beli masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi,” kata Erwin.
Selanjutnya, inflasi inti pada Oktober 2022 terkendali sebesar 0,16% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi September 2022 yang sebesar 0,30% (mtm). Penurunan inflasi inti secara bulanan yang lebih rendah dari prakiraan awal ini terutama dipengaruhi oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM terhadap inflasi inti yang menurun pada Oktober 2022 dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
Secara tahunan, inflasi inti Oktober 2022 tercatat sebesar 3,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,21% (yoy).