Dalam beberapa tahun terakhir, pasar gaming selalu menarik perhatian di Indonesia. Menurut laporan GfK Indonesia, total unit yang terjual untuk kategori mobile computing gaming pada awal kuartal 4/2018 bertumbuh year-to-date sebesar 90%, ekuivalen dengan nilai pasar lebih dari Rp 500 milliar. Sebagai catatan, label Mobile Computing Gaming dalam laporan GfK di atas meliputi varian-varian laptop khusus gaming, yang didominasi oleh brand ternama, seperti Asus ROG, MSI, Acer Predator, Lenovo Legion, dan HP Omen.
Pertumbuhan signifikan dari pasar gaming ini juga dinikmati Bhinneka, dengan mencatat lonjakan penjualan lebih dari 100% sepanjang tahun 2018. Tren pertumbuhan pada kategori ini yang terus bertumbuh signifikan selama tiga tahun terakhir, didukung oleh pasar yang kian meluas, baik dari segi konsumen, maupun dari pemanfaatan atau penggunaan produk-produk mobile computing gaming tersebut.
Menurut Vensia Tjhin, Chief of Omni Channel Officer Bhinneka peningkatan penjualan disebabkan oleh segmen konsumen yang mengalami perluasan. Pembeli perangkat tersebut tak hanya untuk bermain game. Mereka mencari perangkat yang mampu memadukan fungsi produktivitas dan hobi. Di antaranya mahasiswa desain, para profesional yang memerlukan high-productivity, mereka yang memerlukan perangkat multimedia, seperti YouTuber.
“Sepanjang tahun 2018, termasuk Harbolnas, Bhinneka menerima banyak permintaan melalui channel online dan offline kami, di antaranya email, call center, hingga di Bhinneka Store. Produk yang banyak dicari pun bukan hanya mobile computing gaming, tetapi juga meliputi komponen PC, seperti kartu grafis, storage, motherboard, aksesori, dan lain-lain,” lanjutnya
Bhinneka optimis terhadap pasar gaming ini. Dari data top 100 countries/market oleh game revenue, Indonesia menempati posisi ke-17 dengan jumlah gamers sebanyak 34 juta orang, setara dengan 40% dari pengguna internet Tanah Air. Saat ini, hampir 50% gamer Indonesia bermain di perangkat mobile dan PC guna mendapatkan pengalaman bermain yang lebih baik. Tingginya angka tersebut menjadi captive market bagi Bhinneka.
Editor: Sigit Kurniawan