Indonesia menjadi salah satu negara pencemar plastik lautan terbesar kedua di dunia. Menurut data dari World Bank pada tahun 2018, hanya 45% limbah padat kota yang dikumpulkan di Indonesia. Sebagian besar sampah berakhir di sungai, lautan, alam, atau dibakar.
Melihat masalah tersebut, startup Siklus hadir menjawab tantangan penanggulangan sampah plastik. Siklus memiliki tujuan menangani permasalahan sampah plastik dari sumbernya.
“Setidaknya lebih dari 50% populasi di Indonesia menggunakan kemasan sekali pakai. Sedangkan kemasa sachet tidak dapat didaur ulang dan hanya mencemari lingkungan secara tidak proporsional. Dengan menghentikan penggunaan sachet, kita dapat menangani polusi plastik dari sumbernya,” jelas Jane von Rabenau, CEO dan Founder Siklus.
Siklus menawarkan solusi dari tantangan polusi sampah dengan menghindari limbah plastik di awal supply chain dan membuat kebutuhan sehari-hari lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan terbatas.
Caranya dengan mengganti penggunaan sachet yang tidak dapat didaur ulang dan menggunakan vending machines atau gerobak isi ulang. Pelanggan kemudian dapat membeli berbagai kebutuhan rumah tangga mulai dari sabun cuci piring, detergen, minyak goreng, hingga produk perawatan rumah dengan membawa wadah sendiri.
Dikarenakan tidak adanya pengeluaran biaya untuk kemasan plastik, Siklus bisa menawarkan harga hingga 10% lebih murah. Sebagai perusahaan teknologi, Siklus juga menggunakan pendekatan aplikasi dan internet-of-things (IoT). Melalui aplikasi tersebut pelanggan dapat melacak ketersediaan stok produk, kedatangan refill pushcart di daerah mereka, hingga membayar secara digital melalui aplikasi tersebut. Hal ini pun dapat membantu brand untuk mendapatkan insight mengenai konsumen dalam bentuk analisis data.
“Kami masih berada pada pilot stage sehingga masih banyak yang bisa kami kembangkan. Saat ini, kami dalam proses bekerja sama dengan Nestle, sebagai salah satu brand yang menyediakan produk. Tapi, kami berharap dapat menjadi solusi bagi perusahaan dalam menangani sampah plastik dan bisa kolaborasi dengan brand lainnya di masa depan,” kata Jane.
Meski masih pada pilot stage, Siklus telah mendapatkan angel investor dari beberapa pihak seperti Golden Space, Thomas Husted (CFO Gojek), Shalimar Sulisto (World Bank), dan juga komitmen investasi dari perusahaan moda ventura domestik.
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan tenaga operasi dan memperbanyak refill station dan gerobak refill milik mereka di Jakarta.
Editor: Ramadhan Triwijanarko